Saat beberapa orang masih mengharapkan kesembuhan mantan orang nomor satu di Indonesia ini, seperti yang dinyatakan oleh Megawati "Saya mendoakan agar kesehatan Pak Harto segera pulih seperti sediakala," namun sepertinya harapan itu terus menipis.
Persiapan Prosesi Pemakaman
Sementara itu, di kesempatan yang berbeda, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) telah menyiapkan prosesi pemakaman dengan upacara militer, meskipun tim dokter hingga kini masih berusaha memulihkan kesehatan Pak Harto.
KSAD Letjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo mengatakan, prosesi pemakaman militer sudah dipersiapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku terhadap seorang anggota TNI dengan pangkat jenderal bintang lima, khususnya untuk masalah pendampingan jenazah di mana pandamping utama adalah Panglima TNI dan juga tiga Kepala Staf TNI.
Selain itu, ungkap Agustadi, di TNI AD sendiri telah disiapkan lima pesawat hercules yang rencananya akan digunakan untuk mengangkut jenazah dan juga keluarga serta perwira angkatan darat yang terlibat dalam prosesi pemakaman.
Penutupan Bandara
Sejak memburuknya kondisi kesehatan Soeharto, beredar isu Bandara Adi Soemarmo akan ditutup sementara untuk penerbangan sipil karena bandara tersebut harus melayani pendaratan sejumlah penerbangan khusus. Bahkan ada yang menyebut, pendaratan rombongan haji pun bakal dipindah ke debarkasi lain.
Andri membantah semua isu tersebut. Dia mengatakan tidak akan ada penutupan bandara ataupun pengalihan penerbangan reguler baik kedatangan maupun pemberangkatan.
Menurut dia, penundaannya pun diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Airport Duty Manager Bandara Adisumarmo Solo Winarto mengatakan kemungkinan akan ada dua kali delay yakni saat jenazah mantan presiden Soeharto dan rombongan presiden SBY.
Sementara itu menurut Manajer Teknik dan Operasi Bandara Adi Soemarmo, Simin, pihaknya melakukan penambahan personel berkaitan dengan pengamanan bandara.
Dia mengatakan ada tambahan 30 orang sekuriti karena pada hari biasa sekuriti yang bertugas sebanyak 10 orang tetapi kini menjadi 40 orang. Dia mengakui adanya koordinasi dengan instansi lain, yakni Korem dan Lanud berkaitan dengan persiapan menghadapi kemungkinan terburuk pada diri Soeharto.